Friday, March 12, 2010

Report from AIESEC National Entrepreneurship Forum, Padang

AIESEC National Entrepreneurship Forum 2010 in PADANG

Padang, Sumatera Barat
7 Maret 2010

Sebagai rangkaian dari acara roadshow event entrepreneurship Talk Show yang diselenggarakan oleh AIESEC se Indonesia dan AIESEC Indonesia Alumni Organization, diadakan pertama kali di Padang, Sumatera Barat. Venue dari acara adalah di Lapau Gadang, Gedung Bank Indonesia Sumatera Barat.

Acara yang bernama AIESEC National Entrepreneurship Forum (NEF) 2010 ini mendapat dukungan dari beberapa pembicara besar seperti:
- Indra Abidin (Founder dari Fortune Indonesia, Tbk)
- Miranty Abidin (President Direktur FortunePR)
- Indira Abidin (Managing Director FortunePR)
- Basril Djabar (Komisaris dari Semen Padang dan Pemimpin Usaha Koran Singgalang, Sumbar)
- Romeo Rissal Pandjialam (Kepala Bank Indonesia Sumatera Barat)
- Ardiansyah Aidil (Direktur Sagatama)

Bapak Basril Djabar mengenai kewirausahaan malah cukup ekstrim. Di awal acara beliau menyampaikan, ”HARAM hukumnya bagi keluarga saya untuk menjadi karyawan atau birokrat. Kita harus bisa mengambil peran aktif dalam mengembangkan segala potensi yang ada”.

Session pertama dimulai dengan session oleh Bpk. Indra Abidin.
Beliau sedikit bercerita sedikit mengenai pengalamannya selama mahasiswa yang harus bekerja keras menjadi seorang fotografer dengan tanpa modal. “Kamera pun saya pinjam”, kata Pak Indra Abidin sambil tertawa.
“Yang penting dalam bekerja atau berusaha itu adalah ucapan kita. Apa yang kita ucapkan adalah janji. Dan orang akan memegang janji itu. Kalau orang sudah bisa mempercayai janji kita, akan memudahkan kita untuk berusaha terus ke masa mendatang. Tidak usah banyak bicara, tapi sekali bicara itu kita yang jamin pasti akan terjadi”. Tips di atas ini suatu ilustrasi dari Pak Indra kepada kita yang ingin memulai dari bawah, dan mulai tanpa modal. Menjawab pertanyaan yang sering diungkapkan – ”kalau tidak ada modal, bagaimana memulai usaha, pak?” – jawabnya adalah ”Ucapan Anda = Janji Anda dan Keahlian Anda”.

Ibu Miranty Abidin menambahkan bahwa memulai suatu usaha tidak usah berpikir terlalu besar dahulu. Mulailah dengan yang kecil. Atur finansial dengan baik. Salah satu tips pengelolaan keuangan yang diberikan oleh beliau adalah, ”pada waktu kita membuat proyeksi keuangan, bayangkan berapa income / omset atau keuntungan terkecil yang bisa kita dapat, jadi kemungkinan kita jatuh akan kecil”.

Pak Indra Abidin menimpali dengan ”dalam mengembangkan suatu usaha, jangan terlalu serakah. Pertumbuhan antara 15-20% adalah sudah cukup setiap tahunnya. Biar saja orang lain yang dapat, mungkin itu rejeki untuk mereka. Karena, kita harus melatih diri kita step by step. Kalau tiba-tiba kita disuruh untuk mengelola usaha yang tiba-tiba besar, itu alamat akan jatuh”.

”Pertumbuhan itu harus berkesinambungan, kalau tidak akan percuma. Saya selalu menerapkan teori yang sederhana sekali, tapi memang berhasil. Bahwa kita harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik dari hari ini.”, kata pak Indra. Sangat simple. Tapi dengan ini, kalau kita terapkan dan disiplin, akan menjadi suatu pertumbuhan perbaikan bagi kita secara luar biasa.

Pak Indra Abidin menambahkan di akhir sessionnya, ”Pengusaha harus bisa melihat masa depan. Apa yang kita bangun hari ini adalah untuk membangun dan memberi manfaat di masa depan. Itulah visi mulia menjadi seorang pengusaha”.

Ardiansyah Aidil menyampaikan, ”kita harus menjadi orang yang kreatif. Untuk menjadi kreatif kita harus melihat pasar dan menanyakan apa kira-kira yang dibutuhkan oleh orang”.

Indira Abidin di awal sesinya memberikan banyak contoh-contoh mengenai para pengusaha-pengusaha muda yang sukses. ”Memulai sesuatu tidak harus yang besar”, kata Indira.
”Bill Gates dan Steve Jobs memulai semuanya dari garasi”.
”Tips sukses dalam berwirausaha adalah memulai dari apa yang Anda senangi dan dibutuhkan oleh orang lain. Ini bisa kita lihat dari profil profil para usahawan muda yang mengembangkan bisnisnya”, kata Indira.
Dalam mengkomunikasikan usaha kita, kita tidak usah pusing di jaman serba internet seperti sekarang. ”Kita sudah punya blog, facebook, twitter. Semua itu gratis dan kita harus memanfaatkannya”. ”Rajin-rajinlah menulis di blog Anda atau status Anda dalam mempromosikan barang atau jasa Anda”, kata Indira Abidin.

Bapak Romeo Rissal menyebut dirinya sebagai Social Entrepreneur karena beliau lebih aktif membantu orang mengembangkan bisnis daripada dia melakukan untuk dirinya. Bapak Romeo yang diminta untuk memberikan session soal Pitch for Funding menyatakan, “Soal biaya itu urusan ke 37 kalau konsepnya sudah jelas”.
Beliau mengatakan ada 3 hal yang penting dalam memulai usaha, yaitu:
1. Konsep – konsep ini harus unik dan benar-benar menjawab kebutuhan pasar / masyarakat. Ini bukan perkara mudah dan harus banyak-banyak melihat peluang.
2. Sirkah – adalah kewajiban kita untuk selalu sharing dengan usaha kita.
3. Kebersungguhan – kegigihan dan tekad adalah yang dibutuhkan untuk memiliki usaha.

Dalam menjawab suatu pertanyaan, Indira Abidin juga menyatakan bahwa dalam memilih media komunikasi untuk usaha kita, harus melihat pasar kita ada di mana dan mengakses media apa. Baru kita akan tahu media komunikasi apa yang harus digunakan.
Bapak Romeo Rissal juga memberikan tips bagi seorang penanya, ”memulai usaha itu bisa dengan usaha apa saja, tapi kita harus pilih mana yang lebih cepat yaitu bisnis yang memang sangat dibutuhkan saat ini”.

Pertanyaan yang sangat mendasar pun terlontar, ”Bagaimana cara minta pendanaan dari Bank kalau kita belum punya pengalaman usaha, karena bank suka menanyakan hal itu”.

Ardiansyah Aidil memiliki tips, ”maka dari itu, kalau saya, sudah berusaha membangun kepercayaan bank dari yang tingkat paling kecil. Misalnya pinjam pada Bank Perkreditan Rakyat dahulu, lalu baru berkembang ke bank besar”.


(ditulis oleh Ardantya Syahreza, Chairman of AIESEC Indonesia Alumni Organization)
(dikutip dari pernyataan / presentasi dari para pembicara di atas)